
Halo Amigos! Senang bisa berjumpa lagi dengan kamu semunya. Dan meskipun aku tidak mengerti apa bedanya, ijinkanlah aku mengucapkan “Selamat Tahun Baru”, semoga di tahun 2021 hal-hal baik selalu mengiringi langkah-langkahmu dan semoga Tuhan senantiasa memberkahi hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Well, terima kasih kuucapkan karena sudah menanyakan kabarku. Dan beginilah kabarku saat ini… sebagaimana kamu tahu, ya masih gini-gini saja, ya begitulah, masih sama seperti yang sudah-sudah. Begitu pula dengan Desa Hujan, masih sama sebagaimana namanya, hujan deras turun sepanjang hari dan tak akan membiarkanmu keluar tanpa payung atau jas hujan kecuali jika kamu memang berniat ingin basah kuyup.
Kabut tebal juga menyelimuti seluruh wilayah rumah-rumah yang terpahat di balik bukit ini. Cuacanya pun sama seperti biasanya, selalu dingin. Lebih-lebih sekarang ini Desember dan Januari adalah titik terendahnya. Dan kukira hawa dingin ini akan terus bertahan bahkan hingga bulan Mei nanti, yang seandainya mentari pagi terbit, akan berada di timur laut dan membelah Pegunungan Sunyi.
Karena memang sudah terbiasa hidup dalam cuaca seperti ini, jika sore langit Desa Hujan tiba-tiba bermandi matahari maka itu sebuah keajaiban. Dan sore ini keajaiban itu datang dan hadir bagaikan ingin memperkokoh pundakku yang baru memulai Menjalani Mimpi.

Keajaiban itu datang. Sore ini, Desa Hujan, begitu cerah dan bermandi matahari hangat selama beberapa saat yang cukup untuk menghabiskan secangkir kopi dan membaca buku hingga 7 sampai 8 halaman, sebelum akhirnya ia bersembunyi di balik pepohonan di Hutan Rasamala. Bukit-bukit cemara yang sunyi mendadak penuh dengan nyayian daun-daun dan ranting-ranting saling menggesek satu sama lain. Langit pun begitu penuh dengan burung layang-layang yang riang menari. Angin yang sepoi-sepoi berhembus dari selatan membawa harum aroma rumput-rumput dan ilalang.
Begitulah keadaanku dan keadaan Desa Hujan, Amigos. Lalu, keadaanmu sendiri bagaimana? Bagaimana keadaan dan situasi pandemi yang berkembang sekarang, adakah di sana baik-baik saja atau semakin mengkhawatirkan?
Ah ya… 2020 baru saja berlalu, bagaimana kamu menandainya? Kalau aku sendiri, aku sudah menandainya pada tulisan yang kuterbitkan sebelumnya, Tentang 2020, Buku dan Aku. Cobalah kau baca kalau kau menginginkannya. Sayangnya pada liburan akhir tahun itu aku tidak menandai dengan liburan seperti tahun-tahun sebelumnya—Rafting rutin tahunan di Sungai Serayu itu, di tahun 2020, gagal terlaksana.
Dan tentang 2021, adakah semangat baru dan hal-hal yang ingin kamu lakukan, semacam resolusi atau harapan dan keinginan? Kalau aku sih, 2021, akan menjalaninya sebagaimana aku menjalani hari-hariku yang terekam dalam jurnal tahun 2020, yaitu Hidup (yang) Bermakna. Dan, 2021, aku akan merekamnya dalam jurnal yang baru yang kuberi judul Menjalani Mimpi.
Sebagaimana Hidup Bermakna (2020), Hidup Bahagia (2019), Keramahan Cinta (2018) dan Complicated Pola (2015-2017), aku selalu memberi judul untuk jurnal-jurnalku, dan 2021 berjudul Menjalani Mimpi. Dalam Menjalani Mimpi nanti, sebuah potongan lirik dari lagu yang berjudul “Sang Penghibur” milik Padi itu aku sisipkan di sana; “Menghibur yang lelah jiwanya. Menghibur yang lelah hatinya.”
Dan tentang mimpi-mimpi di 2021 aku lebih senang menyimpannya sendiri di jurnalku. Namun berkaitan dengan kegiatan menulis, membaca buku, dan blogging di jejakandi, di 2021 ini, aku berharap bisa melakukan beberapa hal; Menjadi pembaca buku yang lebih serius, belajar menulis resensi dan analisis buku—paling tidak bisa menulis ikhtisar buku atau menulis tentang pengalaman-pengalaman saat membaca buku yang lebih jauh lagi.
Aku ingin menjadi pembaca buku yang lebih serius sebab, selama ini, aku hanya sekadar membaca banyak buku karena aku menikmatinya. Kadang-kadang membaca sepintas berlalu dan kadang-kadang hanya membaca buku karena itu hanyalah sebuah hobi belaka.

Di tahun 2021 ini aku berencana untuk banyak membaca ulang buku-buku yang sudah ada—dengan lebih saksama. Dengan harapan aku bisa mendapatkan sesuatu yang berbeda, dan mendapatkan hal baru. Sebab aku belakangan ini sadar, ketika pisau analisis telah semakin luas, banyak hal yang kemudian baru kupahami dari sebuah uraian dalam buku setelah bertahun-tahun dulu membacanya.
Di tahun 2021 target jumlah buku yang harus selesai kubaca pun sedikit saja, cuma sepuluh.
Soal menulis resensi buku, aku pernah menyampaikannya ketika aku menulis “Review Buku: Angsa Liar, Sampulnya Aja yang Porno, Isi Bukunya Jauh dari Porno”, bahwa, mungkin itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku akan menulis review atau resensi buku. Tetapi sekarang aku tidak malu untuk mengakui bahwa aku berubah pikiran. Aku ingin belajar dan mencobanya lagi. Sepertinya menyenangkan, apalagi jika aku sampai bisa menulis analisis tentang buku yang kubaca. Tetapi jika aku tetap tidak berhasil, paling tidak aku bisa menulis ikhtisar atau pengalaman-pengalamanku ketika membaca buku, itu cukup. Mungkin juga aku bisa membuat konten di Youtube dan lebih sering memperbaharui podcastku.
Demikianlah, Amigos! Kukira suratku sudah begitu panjang. Aku akan menantikan surat balasanmu, jika kamu hanya ingin menulis pesan singkat kamu boleh kok menuliskan pesanmu di kolom komentar.
Saya Andy Riyan dari Desa Hujan… Sampai Jumpa.
Selamat taun baruu Mas Ndobos????
Selamat tahun baruuuuuuuuuuuuu, Jeng Fiskaaaaaaaaa! ????
Hanya pesan singkat, Selamat tahun baru …????
Terima kasih. ???? Selamat tahun baru juga, Gassmom. GBU
Rajinnya..
Eh gimana, gimana…